Oleh :
Noval Palandi
Hari ini tanggal 17 April 2022, bertepatan dengan 61 tahun, Hari Lahirnya salah satu organisasi besar di tanah air. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Saya praktis tidak banyak bersentuhan dengan organisasi ini, ketika di kampus juga hampir tidak banyak bersinggungan dengan mereka.
Tetapi hari ini saya hampir setiap hari berinteraksi bersama, berkegiatan, bahkan berguru dari mereka. Iya guru-guru intelektual saya banyak dari alumni PMII. Tidak bisa dipungkiri bahwa kefahaman mereka tentang rekayasa sosial perlu menjadi panutan. Saya menemukan hal-hal besar dari mereka.
Ketika telah 5 tahun ini bergelut dengan aktivitas politik, saya menemukan relevansi dari ungkapan ketua PB PMII pertama. Seorang dijuluki Pendekar Pena. Dialah Mahbub Junaidi.
Mahbub mengatakan bahwa berpolitik adalah bermasyarakat, mengamati apa yang terjadi disekitar dan memiliki keberanian untuk membela suara yang benar.
Makna terdalam dari ungkapan Mahbub mungkin juga kemudian menjadi ruh sosial bagi kader-kader PMII, komunitas sosial apapun, gerakan budaya, intelektual dan sebagainya menjadi medan bermasyarakat bagi kader PMII dimanapun, termasuk di Dompu.
Sekali lagi ini adalah inspirasi luar biasa bagi kita sebagai politisi bahwa sebenarnya esensi berpolitik adalah bermasyarakat. Ketika kita memahami jeritan masyarakat, jeritan rakyat, disudut manapun mereka memohon bantuan disanalah ruang politik itu memainkan perannya untuk mengadvokasi kepentingan mereka.
Semoga ruh-ruh sosial itu, atau semangat-semangat berkhidmat itu menjadi ruh dan semangat kita bersama.
Banyak pelajaran yang bisa kita petik dari gerakan seperti PMII.
Semoga pada momentum Harlah-nya yang 62 PMII mampu menghadirkan khidmat terbaiknya untuk negeri.