Oleh :
Nazmul Watan
Mahasiswa Universitas Utara Malaysia
Banyak elit aktivis dan politisi senior bahkan dari kalangan intelektual yang saya kenal telah memilih dan memutuskan untuk mendukung dan memenangkan salah satu calon bupati di Kab.Dompu, pun mereka tergabung dalam tim konseptornya. Artinya, Pilkada kita adalah ajang adu gagasan dan pikiran.
Dari mereka, diharapkan lahir konsep-konsep bermutu untuk pembangunan daerah yang lebih baik. Seharusnya Konsep-konsep ini yang muncul di publik.
Tulisan ini adalah bentuk kekhawatiran saya terhadap beberapa akun pendukung salah calon yang berseliweran di laman Facebook saya akhir-akhir ini, mereka saling mencaci dan saling menghujat, dan tidak sedikit dari mereka menyentuh hingga ke ranah personal dan privasi. Bagi saya ini tindakan sangat tidak terpuji. Alih-alih ingin mendapat bandrol suara yang banyak, tapi malah sebaliknya. Publik justru tidak menaruh simpati sama sekali terhadap calon. Bahkan ada beberapa aleg yang notabene adalah pejabat publik juga berlaku demikian.
Sekarang، Publik sudah mulai cerdas memilah dan memilih calon mana yang terbaik.
Masyarakat harus dididik dengan politik yang santun dan bermartabat, bukan malah sebaliknya. Karena kalo tidak, politik tetap akan dipandang sebagai barang kotor oleh kebanyakan masyarakat. Padahal harga bawang, harga jagung, harga cabe hasil dari kebijakan politik.
Undang-undang Dasar 1945 Pasal 22E ayat 1, “Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali”. Seharusnya ini yang harus dikawal oleh semuanya. Edukasi hingga ke pelosok-pelosok. Money Politik salah satu praktik yang mencoreng demokrasi hingga kini telah mendarah daging.
Kalaupun punya niat baik untuk daerah, yuk bareng-bareng jadi relawan kebaikan untuk demokrasi kita. Pesta Demokrasi ini hanya 5 tahun sekali, so kita gunakan sebaik-baiknya. Kita sepakat tolak politk uang, tolak Hoax, tolak segala perilaku tidak terpuji yg menguntungkan salah satu calon.
Kontestasi pilkada ini adalah kontestasi Ide. Yang di jual ke publik adalah pengalaman, program dan juga hal-hal bermutu untuk kepentingan daerah.
Jika masih ada yang berperilaku tidak terpuji, yuuuk bareng-bareng kita tinggalkan. Ini Demi anak cucu kita.