Lima Menit Menaklukkan Hari
Oleh:
Iwan Wahyudi
“Betapa riuh dan repot saat pagi, tak lain agar merengkuh banyak kenikmatan disaat senja. Tapi, hanya lima menit kuncinya selalu terlepas. Bercengkerama dengan waktu Dhuha.”
Penyiapkan pagi hari kadang sudah dimulai saat malam. Kemudian sejak kelopak mata terbuka dimulailah berbagai macam ritual menyambut pagi dengan durasi yang panjang hingga kaki melangkah keluar rumah.
Mandi dan bersih diri tak cukup beberapa menit, memilih dan menyocokan kostum dengan segala asesorisnya memakan waktu tak singkat. Lalu menyeruput secangkir kopi dan sebatang kretek pelarut pagi tak mungkin terburu-buru. Membuka media sosial dan berita kurang afdhol yang sekedar scroll.
Seakan semua sempurna untuk melangkah sepanjang hari. Mengucap selamat pagi pada mentari dan senyum manis sepanjang jalan yang dilalui. Tapi tiap senja dan kembali, selalu tak memenuhi ekspektasi.
Kadang gaya melampaui subtansi, ritual mengenyampingkan kunci.
“Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad)
Mari memulai pagi dengan limat menit dalam khusyu sujud Dhuha. (*)
